Bani Israil: Bangsa yang Membunuh Nabi-Nabinya Sendiri
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Mereka tidak kekurangan wahyu. Tidak kekurangan mukjizat. Tidak kekurangan nabi. Tapi justru itulah masalahnya: mereka terbiasa menyambut cahaya dengan pedang.
Diberi Yusuf—mereka lempar ke sumur.
Dikirimi Musa—mereka sembah anak sapi.
Diberi Taurat—mereka bantah dan tawar-menawar.
Dikirimi Isa—mereka laporkan dan ingin salibkan.
Apa yang salah dengan bangsa ini?
Nabi-Nabi Datang dari Mereka, Tapi Mereka Menyembelihnya
Bani Israil adalah bangsa yang paling banyak dikirimi nabi. Tapi ironi sejarah mencatat: semakin banyak nabi datang, semakin banyak pula yang mereka dustakan dan bunuh.
“Mengapa kalian membunuh para nabi, padahal mereka datang dari kaum kalian sendiri?”
Dari puluhan nabi, berapa yang mereka taati? Hampir tak ada yang mereka jaga dan muliakan. Mereka ingin nabi yang tunduk pada selera politik dan hawa nafsu mereka.
Mereka bukan atheis. Mereka hanya alergi pada kebenaran yang tidak mereka kuasai.
Dari Saksi Sejarah Jadi Korban Kesombongan Sendiri
Ketika Yusuf menjadi orang kepercayaan Mesir, mereka membuangnya. Ketika Musa membebaskan mereka dari Fir‘aun, mereka menyembah patung. Ketika Sulaiman memimpin dengan keagungan langit dan bumi, mereka justru absen dari panggung sejarah.
Allah beri mereka tanah—mereka tolak.
Allah beri mereka kitab—mereka ubah.
Allah beri mereka kemenangan—mereka jadikan pijakan untuk penjajahan.
Apa yang bisa menyelamatkan bangsa yang selalu memusuhi momentum rahmat?
Dulu Menolak Palestina, Sekarang Menjajah Palestina
Tujuh ribu tahun lalu, mereka menolak masuk tanah suci karena takut. Hari ini, mereka masuk dan mengambil paksa tanah itu dengan senjata. Bani Israil bukan lagi bangsa yang dikejar Fir‘aun, tapi telah menjelma jadi Fir‘aun baru bagi rakyat Palestina.
Dulu menolak tanah karena takut,
Kini mengambil tanah dengan rakus.
Dulu mereka minoritas yang menolak perintah ilahi. Sekarang mayoritas yang menolak hak asasi. Dari dulu sampai kini, mereka selalu gagal membaca maksud langit.
Ketika Dunia Memberi Mereka Kesempatan, Mereka Pilih Kejahatan
PBB memberi mereka sebagian wilayah. Tapi mereka anggap itu bukan batas, melainkan langkah awal. Hari ini, mereka menyerang Lebanon, Iran, Suriah, Yaman. Mereka bukan sedang membela diri, mereka sedang membalas dendam pada sejarah yang mereka abaikan.
Dan kini, mereka dikepung dari segala arah. Bukan karena dunia membenci mereka, tapi karena mereka tak pernah berhenti mengkhianati kesempatan.
Bangsa Terpilih? Atau Bangsa yang Menolak Pilihan Ilahi?
Bani Israil sering menyebut diri mereka chosen people. Tapi mereka tidak menyadari: dalam kitab-kitab mereka sendiri, mereka selalu menolak pilihan Tuhan.
Diberi kitab—mereka langgar.
Diberi nabi—mereka bunuh.
Diberi tanah—mereka gusur penduduknya.
“Jika kalian benar umat pilihan, buktikan dengan ketaatan, bukan dengan kekerasan.”
Akhir Sebuah Arogansi
Sejak zaman Nabi hingga hari ini, Bani Israil selalu diberikan peluang untuk menjadi umat mulia. Tapi berkali-kali pula mereka menyia-nyiakannya. Mereka membunuh nabi, mengkhianati wahyu, dan kini menodai tanah suci dengan darah dan bom.
Bangsa yang membunuh nabi-nabinya sendiri, jangan heran jika akhirnya mereka tenggelam oleh doa-doa para korban.
Penutup
Allah tidak akan menyelamatkan bangsa yang selalu melawan cahaya-Nya.
Jika sejarah adalah cermin, maka Bani Israil hanya melihat bayangan dendam dan kebodohan yang tak pernah berubah bentuk.
0 komentar: