basmalah Pictures, Images and Photos
Kebijaksanaan Jiwa, Seperti Proses Kesuburan Tanah - Our Islamic Story

Choose your Language

Kebijaksanaan Jiwa, Seperti Proses Kesuburan Tanah Oleh: Nasrulloh Baksolahar Tanah tidak sekadar benda mati tempat berpijak. Ia...

Kebijaksanaan Jiwa, Seperti Proses Kesuburan Tanah

Kebijaksanaan Jiwa, Seperti Proses Kesuburan Tanah

Oleh: Nasrulloh Baksolahar

Tanah tidak sekadar benda mati tempat berpijak. Ia menyimpan jejak sejarah, memeluk bangkai masa lalu, dan menyuburkan kehidupan yang baru. Dalam tanah, terkandung rahasia besar: bahwa kehancuran bukan akhir, tapi awal bagi kehidupan yang lain. Seperti halnya jiwa manusia, yang bisa menjadi subur setelah luka, menjadi kuat setelah ujian.

Di sinilah kebijaksanaan itu tumbuh—dalam senyap, dalam gelap, dalam proses panjang yang tidak terlihat. Tanah tidak bicara, namun ia mengajarkan. Tanah tidak menuntut, namun ia memberi. Maka jiwa manusia pun bisa meneladani cara tanah menyuburkan kehidupan.

Tanah dan Sifat Memaafkan

Tanah menerima apa saja. Bangkai, kotoran, daun-daun kering, bahkan racun. Ia tidak menolak, tidak mencaci, tidak membalas. Ia hanya menerima. Kemudian mengolahnya dalam diam. Dalam keheningan, ia mengubah semua itu menjadi nutrisi. Menjadi sumber kehidupan bagi tumbuhan, hewan, dan manusia.

"Tanah adalah pengingat paling jujur bahwa segala sesuatu yang hancur tidak selamanya berakhir. Ia mungkin sedang berubah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat."

Ilmu pedologi mengajarkan bahwa unsur hara makro dan mikro banyak berasal dari pelapukan bahan organik: dedaunan rontok, bangkai, kotoran, sisa akar. Justru tanah yang paling subur adalah tanah yang paling banyak menerima kehancuran. Begitu pula jiwa. Ia yang paling matang adalah ia yang mampu memaafkan, memproses luka menjadi hikmah.

Jiwa yang Mengolah Luka

Sayyid Qutb menulis, “Kadang-kadang manusia tidak bisa tumbuh dalam keadaan lembut dan tenang. Mereka hanya bisa berkembang di bawah tekanan dan penderitaan.”

Lihatlah pohon yang kokoh, akarnya menembus tanah keras. Semakin dalam, semakin kuat. Demikian pula manusia. Jiwa yang subur bukan yang steril dari cobaan, tetapi yang mampu mengolahnya. Ujian bukan beban, tetapi nutrisi. Derita bukan kutukan, tetapi pupuk.

Ketika hati disakiti, ketika harapan runtuh, ketika fitnah datang bertubi-tubi—jiwa yang bijak tak melawan dengan kemarahan. Ia diam seperti tanah. Menyerap. Mengendapkan. Mengolah. Lalu perlahan-lahan, dari luka itu, tumbuh kesadaran baru. Dan dari reruntuhan itu, bangkit kekuatan yang lebih matang.

Ketabahan dalam Struktur Tanah

Pakar tanah, Dr. Rattan Lal, menyebutkan bahwa partikel keras seperti kerikil dan pasir memberi struktur yang mendukung akar. Tanah bukan hanya lembut. Ia juga keras. Dan justru kombinasi itulah yang memungkinkan tanaman tumbuh kuat.

Jiwa pun demikian. Tabah bukan berarti lembek. Tabah berarti mampu menahan, menampung, menopang. Tanah yang terlalu lunak longsor. Tanah yang terlalu keras tidak bisa ditanami. Jiwa yang terlalu lembut bisa patah. Jiwa yang terlalu kaku bisa retak. Maka diperlukan keseimbangan.

“Setiap tanah punya cara sendiri menopang kehidupan, tergantung bagaimana ia mengelola sampah dan kerasnya dunia bawah tanah.” — Rattan Lal

Tabah bukan berarti tidak merasa sakit. Tapi tetap bertahan meski sakit. Seperti tanah yang diinjak, dibajak, dibakar—namun tetap memberi hasil.

Kehidupan yang Sibuk di Dalam Diam

Satu sendok tanah mengandung miliaran mikroorganisme. Mereka bekerja tanpa suara. Menguraikan, memurnikan, memperkaya. Di permukaan, tanah tampak diam. Tapi di dalamnya, kehidupan berdenyut tanpa henti.

Begitu juga jiwa. Ia yang tampak tenang bisa jadi sedang sibuk memperjuangkan kedamaian batin. Ia sedang memurnikan niat, menyaring amarah, menumbuhkan cinta, dan menanam harapan. Jiwa yang paling dalam justru yang paling diam. Tapi dari keheningan itulah muncul kebijaksanaan.

“Allah menciptakan manusia dari tanah, dan mengembalikannya kepada tanah. Di antara dua peristiwa itu, manusia diajarkan untuk belajar dari tanah.”

Tanah sebagai Harta Karun Kehidupan

Tanah menyimpan rahasia peradaban. Dari tanah keluar emas, perak, logam langka, energi fosil. Dari tanah tumbuh makanan, pohon, dan kehidupan. Kristin Ohlson dalam The Soil Will Save Us menulis bahwa tanah menyimpan karbon, menyaring polusi, dan mengolah limbah. Ia adalah mesin kehidupan yang diam-diam menopang dunia.

“Di bawah telapak kaki kita, terdapat laboratorium kehidupan yang paling tua dan paling jenius di bumi.” — William Bryant Logan

Jiwa pun demikian. Jika dijaga dan diolah, ia bisa melahirkan kebijaksanaan, kreativitas, dan keberanian. Tapi jika diabaikan, ia bisa menjadi tempat tumbuhnya penyakit hati. Maka tanamlah dalam jiwa nilai-nilai luhur seperti menanam benih di tanah subur.

Pemimpin Seperti Tanah

Pemimpin yang baik seperti tanah. Ia menyerap kritik, menampung luka, menyuburkan lingkungan. Ia tidak membalas cercaan dengan kemarahan. Ia mengolahnya menjadi kebijakan. Ia memaafkan, tapi tidak melupakan. Ia memproses, lalu menumbuhkan perubahan.

Hasan Al-Banna berkata, “Jadilah seperti tanah yang diinjak, tetapi darinya tumbuh kebaikan bagi semua makhluk.”

Dakwah pun serupa. Jiwa manusia tidak bisa ditanami langsung. Ia harus digemburkan. Disirami kesabaran. Dipupuk dengan cinta. Bukan dengan kemarahan dan paksaan. Tanah yang keras perlu diolah. Begitu juga hati manusia.

Tanah dan Ketaatan

Dalam QS. Fussilat: 11, langit dan bumi diperintahkan oleh Allah untuk datang: “Datanglah kamu berdua menurut perintah-Ku.” Dan keduanya menjawab, “Kami datang dengan patuh.”

Tanah adalah makhluk yang taat. Ia menerima takdir tanpa mengeluh. Ketika dibakar, dibajak, ditaburi racun—ia tetap memberi. Ia tetap menumbuhkan. Ia tetap melayani. Tanah tidak memilih siapa yang berpijak di atasnya. Ia tidak menolak siapa yang mencangkulnya. Ia tidak marah meski dijadikan kuburan.

Tidakkah kita malu kepada tanah?

Tanah, Cermin Jiwa yang Matang

Akhirnya, kita berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah. Tapi sebelum kembali, mari belajar darinya. Belajar untuk diam tapi memberi. Diam tapi menyaring. Diam tapi menyuburkan.

Tanah tidak menuntut dipuji. Tidak meminta balas jasa. Ia hanya terus memberi. Karena memberi adalah bentuk tertinggi dari eksistensi.

Begitu pula jiwa. Yang matang adalah yang tidak sibuk membalas. Tapi sibuk menyuburkan. Yang matang bukan yang banyak bicara, tapi yang memberi manfaat. Bukan yang menonjolkan diri, tapi yang menjadi penopang diam-diam.

Tanah menyubur setelah mengelola kehancuran. Jiwa pun menjadi bijak setelah melewati penderitaan. Maka jangan takut jatuh. Jangan takut luka. Karena dari situ, kebijaksanaan bisa tumbuh.

Penutup

Proses tanah menjadi subur adalah gambaran sempurna dari jiwa yang matang. Ia menerima luka, mengendapkannya, memprosesnya, lalu memberikannya kembali dalam bentuk kebaikan. Jika tanah bisa, mengapa jiwa manusia tidak? Bukankah manusia berasal dari tanah?

Jika engkau merasa hancur, ingatlah: mungkin saat ini Allah sedang menjadikanmu lebih subur.


---

0 komentar:

Cari Artikel Ketik Lalu Enter

Artikel Lainnya

Indeks Artikel

!qNusantar3 (1) 1+6!zzSirah Ulama (1) Abdullah bin Nuh (1) Abu Bakar (3) Abu Hasan Asy Syadzali (2) Abu Hasan Asy Syadzali Saat Mesir Dikepung (1) Aceh (6) Adnan Menderes (2) Adu domba Yahudi (1) adzan (1) Agama (1) Agribisnis (1) Ahli Epidemiologi (1) Air hujan (1) Akhir Zaman (1) Al-Baqarah (1) Al-Qur'an (360) Al-Qur’an (3) alam (3) Alamiah Kedokteran (1) Ali bin Abi Thalib (1) Andalusia (1) Angka Binner (1) Angka dalam Al-Qur'an (1) Aqidah (1) Ar Narini (2) As Sinkili (2) Asbabulnuzul (1) Ashabul Kahfi (1) Aurangzeb alamgir (1) Bahasa Arab (1) Bani Israel (1) Banjar (1) Banten (1) Barat (1) Belanja (1) Berkah Musyawarah (1) Bermimpi Rasulullah saw (1) Bertanya (1) Bima (1) Biografi (1) BJ Habibie (1) budak jadi pemimpin (1) Buku Hamka (1) busana (1) Buya Hamka (53) Cerita kegagalan (1) cerpen Nabi (8) cerpen Nabi Musa (2) Cina Islam (1) cinta (1) Covid 19 (1) Curhat doa (1) Dajjal (1) Dasar Kesehatan (1) Deli Serdang (1) Demak (3) Demam Tubuh (1) Demografi Umat Islam (1) Detik (1) Diktator (1) Diponegoro (2) Dirham (1) Doa (1) doa mendesain masa depan (1) doa wali Allah (1) dukun (1) Dunia Islam (1) Duplikasi Kebrilianan (1) energi kekuatan (1) Energi Takwa (1) Episentrum Perlawanan (1) filsafat (3) filsafat Islam (1) Filsafat Sejarah (1) Fir'aun (2) Firasat (1) Firaun (1) Gamal Abdul Naser (1) Gelombang dakwah (1) Gladiator (1) Gowa (1) grand desain tanah (1) Gua Secang (1) Haji (1) Haman (1) Hamka (3) Hasan Al Banna (7) Heraklius (4) Hidup Mudah (1) Hikayat (3) Hikayat Perang Sabil (2) https://www.literaturislam.com/ (1) Hukum Akhirat (1) hukum kesulitan (1) Hukum Pasti (1) Hukuman Allah (1) Ibadah obat (1) Ibnu Hajar Asqalani (1) Ibnu Khaldun (1) Ibnu Sina (1) Ibrahim (1) Ibrahim bin Adham (1) ide menulis (1) Ikhwanul Muslimin (1) ilmu (2) Ilmu Laduni (3) Ilmu Sejarah (1) Ilmu Sosial (1) Imam Al-Ghazali (2) imam Ghazali (1) Instropeksi diri (1) interpretasi sejarah (1) ISLAM (2) Islam Cina (1) Islam dalam Bahaya (2) Islam di India (1) Islam Nusantara (1) Islampobia (1) Istana Al-Hambra (1) Istana Penguasa (1) Istiqamah (1) Jalan Hidup (1) Jamuran (1) Jebakan Istana (1) Jendral Mc Arthu (1) Jibril (1) jihad (1) Jiwa Berkecamuk (1) Jiwa Mujahid (1) Jogyakarta (1) jordania (1) jurriyah Rasulullah (1) Kabinet Abu Bakar (1) Kajian (1) kambing (1) Karamah (1) Karya Besar (1) Karya Fenomenal (1) Kebebasan beragama (1) Kebohongan Pejabat (1) Kebohongan Yahudi (1) Kecerdasan (253) Kecerdasan Finansial (4) Kecerdasan Laduni (1) Kedok Keshalehan (1) Kejayaan Islam (1) Kejayaan Umat Islam (1) Kekalahan Intelektual (1) Kekhalifahan Islam (2) Kekhalifahan Turki Utsmani (1) Keluar Krisis (1) Kemiskinan Diri (1) Kepemimpinan (1) kerajaan Islam (1) kerajaan Islam di India (1) Kerajaan Sriwijaya (2) Kesehatan (1) Kesultanan Aceh (1) Kesultanan Nusantara (1) Ketuhanan Yang Maha Esa (1) Keturunan Rasulullah saw (1) Keunggulan ilmu (1) keunggulan teknologi (1) Kezaliman (2) KH Hasyim Ashari (1) Khaidir (2) Khalifatur Rasyidin (1) Kiamat (1) Kisah (1) Kisah Al Quran (1) kisah Al-Qur'an (1) Kisah Hadist (4) Kisah Nabi (1) Kisah Nabi dan Rasul (1) Kisah Para Nabi (1) kisah para nabi dan (2) Kisah Para Nabi dan Rasul (570) kisah para nabi dan rasul. Nabi Daud (1) kisah para nabi dan rasul. nabi Musa (2) Kisah Penguasa (1) Kisah ulama (1) kitab primbon (1) Koalisi Negara Ulama (1) Krisis Ekonomi (1) Kumis (1) Kumparan (1) Kurikulum Pemimpin (1) Laduni (1) lauhul mahfudz (1) lockdown (1) Logika (1) Luka darah (1) Luka hati (1) madrasah ramadhan (1) Madu dan Susu (1) Majapahi (1) Majapahit (4) Makkah (1) Malaka (1) Mandi (1) Matematika dalam Al-Qur'an (1) Maulana Ishaq (1) Maulana Malik Ibrahi (1) Melihat Wajah Allah (1) Memerdekakan Akal (1) Menaklukkan penguasa (1) Mendidik anak (1) mendidik Hawa Nafsu (1) Mendikbud (1) Menggenggam Dunia (1) menulis (1) Mesir (1) militer (1) militer Islam (1) Mimpi Rasulullah saw (1) Minangkabau (2) Mindset Dongeng (1) Muawiyah bin Abu Sofyan (1) Mufti Johor (1) muhammad al fatih (3) Muhammad bin Maslamah (1) Mukjizat Nabi Ismail (1) Musa (1) muslimah (1) musuh peradaban (1) Nabi Adam (71) Nabi Ayub (1) Nabi Daud (3) Nabi Ibrahim (3) Nabi Isa (2) nabi Isa. nabi ismail (1) Nabi Ismail (1) Nabi Khaidir (1) Nabi Khidir (1) Nabi Musa (29) Nabi Nuh (6) Nabi Sulaiman (2) Nabi Yunus (1) Nabi Yusuf (15) Namrudz (2) Nasrulloh Baksolahar (1) NKRI (1) nol (1) Nubuwah Rasulullah (4) Nurudin Zanky (1) Nusa Tenggara (1) Nusantara (243) Nusantara Tanpa Islam (1) obat cinta dunia (2) obat takut mati (1) Olahraga (6) Orang Lain baik (1) Orang tua guru (1) Padjadjaran (2) Palembang (1) Palestina (507) Pancasila (1) Pangeran Diponegoro (3) Pasai (2) Paspampres Rasulullah (1) Pembangun Peradaban (2) Pemecahan masalah (1) Pemerintah rapuh (1) Pemutarbalikan sejarah (1) Pengasingan (1) Pengelolaan Bisnis (1) Pengelolaan Hawa Nafsu (1) Pengobatan (1) pengobatan sederhana (1) Penguasa Adil (1) Penguasa Zalim (1) Penjajah Yahudi (35) Penjajahan Belanda (1) Penjajahan Yahudi (1) Penjara Rotterdam (1) Penyelamatan Sejarah (1) peradaban Islam (1) Perang Aceh (1) Perang Afghanistan (1) Perang Arab Israel (1) Perang Badar (3) Perang Ekonomi (1) Perang Hunain (1) Perang Jawa (1) Perang Khaibar (1) Perang Khandaq (2) Perang Kore (1) Perang mu'tah (1) Perang Paregreg (1) Perang Salib (4) Perang Tabuk (1) Perang Uhud (2) Perdagangan rempah (1) Pergesekan Internal (1) Perguliran Waktu (1) permainan anak (2) Perniagaan (1) Persia (2) Persoalan sulit (1) pertanian modern (1) Pertempuran Rasulullah (1) Pertolongan Allah (3) perut sehat (1) pm Turki (1) POHON SAHABI (1) Portugal (1) Portugis (1) ppkm (1) Prabu Satmata (1) Prilaku Pemimpin (1) prokes (1) puasa (1) pupuk terbaik (1) purnawirawan Islam (1) Qarun (2) Quantum Jiwa (1) Raffles (1) Raja Islam (1) rakyat lapar (1) Rakyat terzalimi (1) Rasulullah (1) Rasulullah SAW (1) Rehat (493) Rekayasa Masa Depan (1) Republika (2) respon alam (1) Revolusi diri (1) Revolusi Sejarah (1) Revolusi Sosial (1) Rindu Rasulullah (1) Romawi (4) Rumah Semut (1) Ruqyah (1) Rustum (1) Saat Dihina (1) sahabat Nabi (1) Sahabat Rasulullah (1) SAHABI (1) satu (1) Sayyidah Musyfiqah (1) Sejarah (2) Sejarah Nabi (1) Sejarah Para Nabi dan Rasul (1) Sejarah Penguasa (1) selat Malaka (2) Seleksi Pejabat (1) Sengketa Hukum (1) Serah Nabawiyah (1) Seruan Jihad (3) shalahuddin al Ayubi (3) shalat (1) Shalat di dalam kuburannya (1) Shalawat Ibrahimiyah (1) Simpel Life (1) Sirah Nabawiyah (254) Sirah Para Nabi dan Rasul (3) Sirah Penguasa (236) Sirah Sahabat (153) Sirah Tabiin (43) Sirah Ulama (153) Siroh Sahabat (1) Sofyan Tsauri (1) Solusi Negara (1) Solusi Praktis (1) Sriwijaya Islam (3) Strategi Demonstrasi (1) Suara Hewan (1) Suara lembut (1) Sudah Nabawiyah (1) Sufi (1) sugesti diri (1) sultan Hamid 2 (1) sultan Islam (1) Sultan Mataram (3) Sultanah Aceh (1) Sunah Rasulullah (2) sunan giri (3) Sunan Gresi (1) Sunan Gunung Jati (1) Sunan Kalijaga (1) Sunan Kudus (2) Sunatullah Kekuasaan (1) Supranatural (1) Surakarta (1) Syariat Islam (18) Syeikh Abdul Qadir Jaelani (2) Syeikh Palimbani (3) Tak Ada Solusi (1) Takdir Umat Islam (1) Takwa (1) Takwa Keadilan (1) Tanda Hari Kiamat (1) Tasawuf (29) teknologi (2) tentang website (1) tentara (1) tentara Islam (1) Ternate (1) Thaharah (1) Thariqah (1) tidur (1) Titik kritis (1) Titik Kritis Kekayaan (1) Tragedi Sejarah (1) Turki (2) Turki Utsmani (2) Ukhuwah (1) Ulama Mekkah (3) Umar bin Abdul Aziz (5) Umar bin Khatab (3) Umar k Abdul Aziz (1) Ummu Salamah (1) Umpetan (1) Utsman bin Affan (2) veteran islam (1) Wabah (1) wafat Rasulullah (1) Waki bin Jarrah (1) Wali Allah (1) wali sanga (1) Walisanga (2) Walisongo (3) Wanita Pilihan (1) Wanita Utama (1) Warung Kelontong (1) Waspadai Ibadah (1) Wudhu (1) Yusuf Al Makasari (1) zaman kerajaan islam (1) Zulkarnain (1)