Yahudi: Kecanggihan dan Kebrutalan Membunuhnya, Tak Pernah Mampu Membunuh Kebenaran
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Membunuh: Antara Strategi dan Ideologi
Dalam sejarah umat manusia, hanya sedikit bangsa yang diabadikan dalam kitab suci karena kebiasaan mereka membunuh utusan Tuhan. Bani Israil adalah salah satunya. Al-Qur’an menyebut mereka sebagai kaum yang:
"Membunuh para nabi tanpa alasan yang benar."
(QS. Al-Baqarah: 61)
Tindakan ini bukan sekadar karena kebencian emosional, tetapi bagian dari strategi ideologis: memutus rantai wahyu, membungkam suara kebenaran, dan mempertahankan dominasi elit korup yang takut kehilangan legitimasi. Namun sejarah juga mencatat: setiap kali mereka membunuh seorang nabi, Allah SWT melahirkan pelita-pelita baru. Demikian pula hari ini: setiap tokoh perlawanan Palestina yang gugur, justru menyemai bara baru dalam dada umat.
1. Para Nabi yang Dibunuh, Difitnah, atau Dicoba Dibunuh oleh Bani Israil
Nabi Zakaria dan Nabi Yahya ‘alaihimassalam
Dibunuh oleh elit Bani Israil karena keberanian mereka mengecam moral rusak para pemuka agama dan penguasa.
Nabi Isa ‘alaihis salam
Difitnah sebagai anak zina, direncanakan untuk disalib oleh kolaborasi antara elite Yahudi dan kekaisaran Romawi. Allah menyelamatkannya, namun pembunuhan karakternya diwariskan hingga kini.
Nabi Musa ‘alaihis salam
Ditolak dan ditentang oleh kaumnya sendiri. Padahal Musa datang membawa syariat yang menumbangkan privilese status quo para pemuka Bani Israil.
2. Para Pemimpin Islam yang Dibunuh atau Dihancurkan Karakternya oleh Zionis
Sultan Abdul Hamid II
Satu-satunya penguasa Islam yang terang-terangan menolak proyek Zionisme dan menjawab tegas tawaran pembelian tanah Palestina. Ia digulingkan oleh jaringan Freemason dan difitnah sebagai diktator, padahal sejarah membuktikan keteguhan iman dan visinya menjaga tanah suci.
Salahuddin Al-Ayyubi
Meski wafat secara alami, selama hidupnya ia terus menjadi sasaran propaganda kaum Yahudi dan sekutu-sekutunya. Upayanya menyatukan umat dan membebaskan Al-Quds membuatnya menjadi simbol yang berusaha dihancurkan citranya oleh Barat.
3. Pemimpin Negara Modern yang Jadi Target Mossad dan Zionisme
Yasser Arafat
Pemimpin Otoritas Palestina yang diracun dengan polonium radioaktif. Meski tak ada pengakuan resmi, investigasi ilmiah menguatkan dugaan keterlibatan Israel.
Mahmoud al-Mabhouh (Hamas)
Dibunuh oleh Mossad di Dubai dalam operasi intelijen yang menyalahgunakan paspor dari negara-negara Barat. Ia adalah penghubung penting logistik militer Hamas.
4. Para Pemimpin Perlawanan Palestina yang Dibunuh
Mereka bukan hanya komandan militer, tapi juga simbol kebangkitan:
Ahmad Yassin
Pendiri Hamas, lumpuh total, dibunuh dengan rudal saat keluar dari masjid.
Abdel Aziz al-Rantisi
Penerus Yassin, dibunuh hanya tiga minggu kemudian oleh rudal Israel.
Fathi Shaqaqi
Pendiri Jihad Islam Palestina, dibunuh Mossad di Malta.
Khalil al-Wazir (Abu Jihad)
Tangan kanan Arafat, dibunuh di Tunisia setelah berperan besar dalam Intifada.
Ghassan Kanafani
Penulis, juru bicara Front Populer Pembebasan Palestina (PFLP), dibunuh dengan bom mobil karena kekuatan narasinya yang menggugah dunia.
Pembunuhan mereka bukan sekadar operasi militer, tapi usaha sistematis mematikan simbol, inspirasi, dan legitimasi.
5. Ilmuwan Palestina yang Dibunuh: Kecerdasan yang Ditakuti
Fadi al-Batsh (2018)
Insinyur elektro dan pakar drone, dibunuh di Malaysia. Ia mengembangkan teknologi UAV untuk perlawanan.
Dirar Abu Sisi
Ahli sistem persenjataan Hamas, diculik dari Ukraina dan dipenjara tanpa proses hukum.
Mohamed al-Zawahri (2016)
Pakar drone dan penerbangan, dibunuh di Tunisia. Terlibat dalam riset teknologi pertahanan untuk Gaza.
Israel tahu, peperangan modern tidak hanya ditentukan oleh senjata, tapi oleh teknologi dan otak.
6. Mengapa Sekarang Anak-Anak dan Bayi Pun Dibunuh?
Zionisme telah berkembang dari pembunuhan simbol ke trauma massal. Anak-anak Gaza dibunuh bukan karena kesalahan, tapi karena potensi.
Tujuan strategisnya:
1. Memutus regenerasi perlawanan.
2. Membuat ibu takut melahirkan pejuang.
3. Menciptakan ketakutan kolektif untuk mengubur keberanian.
Namun strategi ini justru melahirkan perlawanan global. Setiap nama anak syahid menjadi mural, puisi, dan doa dari seluruh penjuru dunia.
7. Strategi Zionisme: Membunuh untuk Menghentikan Sejarah
Mengapa mereka membunuh nabi? Karena nabi adalah pembawa perubahan.
Mengapa mereka membunuh ilmuwan? Karena ilmu melahirkan keunggulan.
Mengapa mereka membunuh pemimpin perlawanan? Karena satu tokoh bisa membangkitkan jutaan.
Membunuh adalah usaha membekukan sejarah. Tapi sejarah yang adil tak bisa dihentikan—karena ia dibimbing oleh kehendak Allah.
8. Mengapa Perlawanan Tak Pernah Mati?
“Setiap kali mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya.”
(QS. Al-Ma'idah: 64)
Setiap Ahmad Yassin yang gugur, lahir Sinwar dan Deif.
Setiap bayi yang dibunuh, lahir jutaan hati yang marah dan terjaga. Karena tubuh bisa hancur, tapi makna tak bisa ditembak rudal.
Mereka Bisa Membunuh Tubuh, Tapi Tidak Kebenaran
Mereka bisa merudal tubuh Ahmad Yassin, tapi tidak tauhid di dada anak Gaza. Membungkam Ghassan Kanafani, tapi tidak menghentikan pena-pena perlawanan. Melenyapkan wajah para pemimpin,
tapi tidak janji Allah:
“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di muka bumi, dan menjadikan mereka pemimpin-pemimpin serta menjadikan mereka pewaris (bumi).”
(QS. Al-Qashash: 5)
Mereka bisa membunuh manusia, tapi takkan pernah bisa membunuh sejarah yang ditulis oleh tangan para syuhada.
0 komentar: