Bangsa yang Terganggu: Ketika Israel Fokus pada Perang, Negara-Negara Tetangganya Justru Maju dalam Perlombaan AI
Oleh: Sulaiman Shoshanna
Israel, yang dikenal sebagai “Startup Nation”, mulai tertinggal dalam perlombaan global kecerdasan buatan (AI) akibat fokus berkepanjangan pada konflik militer, terutama dengan Hamas dan Iran. Sementara itu, negara-negara tetangganya seperti Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi justru melesat dalam pengembangan infrastruktur AI, strategi nasional, dan aliansi teknologi.
Fakta Utama:
Nvidia, perusahaan chip terbesar dunia, berencana membangun kampus AI besar di Israel utara, menunjukkan kepercayaan terhadap talenta lokal, tetapi juga menggarisbawahi tekanan agar Israel tidak tertinggal.
UEA dan AS baru saja meresmikan kampus AI terbesar di luar AS di Abu Dhabi, bekerja sama dengan perusahaan top seperti OpenAI, Nvidia, Cisco, dan Oracle.
Israel absen dalam proyek strategis itu — yang menurut pakar merupakan “kesempatan yang terlewatkan” akibat Israel terlalu fokus pada perang Gaza dan Iran.
Arab Saudi dan UEA unggul dalam strategi pemerintahan dan infrastruktur, meski masih kalah dalam hal talenta dibanding Israel.
Israel memiliki sekitar 2.300 startup AI dan pusat R&D dari lebih 30 perusahaan chip global, namun minim strategi nasional dan investasi infrastruktur.
Kekhawatiran Para Pakar:
Israel turun peringkat dalam indeks global AI karena:
Kurangnya visi pemerintah.
Lambatnya implementasi Program Nasional AI 2021.
Teralihkan oleh krisis politik dan perang.
Uri Gabai (CEO RISE Israel) dan Prof. Eran Toch memperingatkan bahwa Israel bisa tertinggal jika tidak segera menyusun strategi komprehensif.
Data Penting:
Investasi AI global 2024:
AS: $109 miliar
China: $9,3 miliar
Inggris: $4,5 miliar
Indeks Global AI Tortoise (2024):
Israel turun dari peringkat 5 ke 9.
Singapura naik ke peringkat 3.
Arab Saudi dan UEA naik pesat, ungguli Israel dalam strategi dan lingkungan regulasi.
Perkembangan AI di UEA dan Arab Saudi
UEA:
Menunjuk menteri AI sejak 2017.
Meluncurkan strategi AI nasional.
Mendirikan Universitas Kecerdasan Buatan Mohamed bin Zayed pada 2019.
Dinilai oleh AS (Mei 2025) sebagai negara yang berada di jalur tepat untuk menjadi pusat AI global.
Arab Saudi:
Mendirikan perusahaan khusus AI pada Mei 2025.
Berencana membentuk dana investasi AI sebesar $40 miliar.
Bertujuan menjadi pemain utama AI dunia.
Kekhawatiran di Kalangan Akademisi Israel
Dr. Shimon Shahar (Universitas Tel Aviv) menyatakan frustrasi atas minimnya dukungan dana untuk riset AI.
Anggaran ideal: $10–20 juta per tahun.
Anggaran aktual: hanya sekitar $2–2,5 juta.
Hal ini membatasi daya saing dan kemampuan menarik talenta terbaik.
Kekurangan investasi di sektor pendidikan dan penelitian berisiko menyebabkan eksodus talenta startup ke luar negeri.
Upaya Terbaru Israel
Otoritas Inovasi Israel meluncurkan:
Superkomputer nasional hasil kerja sama dengan Nebius (kapasitas 4.000 GPU).
Rencana strategis: lembaga riset nasional, akses data, riset AI skala besar, dan pelatihan pakar AI.
Nvidia mengumumkan pembelian lahan untuk kampus R&D besar—dipandang sebagai sinyal positif dan kepercayaan jangka panjang pada ekosistem Israel.
Pandangan Pakar
Avi Hasson (CEO Startup Nation Central):
Mengakui Israel ketinggalan start: “Kita memulai 100 meter di belakang.”
Meski tidak diundang ke proyek regional, Nvidia menunjukkan Israel masih punya peran penting.
Namun, tanpa strategi nasional yang kuat, Israel berisiko tidak mencapai potensi maksimal di sektor AI.
0 komentar: