Inovasi Praktis di Era Rasulullah ﷺ
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang, jika bekerja, ia menyempurnakannya.”
— Hadis Nabi ﷺ
Dalam benak banyak orang, teknologi adalah produk zaman modern: mesin, satelit, AI, robotik. Tapi di balik segala kecanggihan itu, ruh teknologi sesungguhnya adalah ikhtiar manusia untuk mempermudah hidup dan memperkuat maslahat—dan ini adalah prinsip yang hidup sejak masa kenabian.
Rasulullah ﷺ bukan hanya pembawa wahyu, tapi juga pemimpin masyarakat yang mendorong peradaban tumbuh—termasuk dalam hal teknologi praktis, inovasi sosial, dan adaptasi alat. Ia tidak hanya mengajarkan iman, tapi juga membimbing umatnya menggunakan akal dan keterampilan.
1. Teknologi Pertanian dan Irigasi: Memelihara Hidup
Di Madinah, Rasulullah ﷺ melihat pertanian sebagai pilar ekonomi masyarakat. Beliau mendorong optimalisasi sistem irigasi, penanaman pohon kurma secara terencana, dan pemanfaatan lahan gersang.
Dalam hadits diriwayatkan:
“Tidaklah seorang Muslim menanam tanaman, lalu hasilnya dimakan oleh burung, manusia, atau binatang, kecuali itu menjadi sedekah baginya.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Rasulullah ﷺ juga memperkenalkan prinsip distribusi air dengan adil—termasuk rotasi giliran dalam menggunakan sumur atau kanal irigasi—agar tidak terjadi dominasi oleh pemilik tanah besar.
2. Inovasi Militer dan Strategi Perang
Teknologi militer bukan hanya soal senjata, tapi juga soal strategi. Rasulullah ﷺ sangat jeli dalam menggunakan alat, medan, dan kejutan dalam berbagai perang.
Contohnya:
Parit (Khandaq): Gagasan menggali parit pertahanan untuk menghadang pasukan Quraisy pada Perang Khandaq diambil dari saran Salman Al-Farisi, seorang sahabat dari Persia. Ini adalah transfer teknologi militer antarperadaban yang langsung diadaptasi dan dieksekusi dengan efektif.
Panah Api dan Tameng: Rasulullah ﷺ tidak melarang penggunaan senjata yang “baru” pada zamannya. Pasukan Muslim mulai membuat tameng logam, ketapel besar, dan anak panah dengan ujung api saat mengepung benteng-benteng Yahudi di Khaibar.
Kavaleri dan Formasi Tempur: Rasulullah ﷺ mengatur pasukan dalam formasi sesuai peran: pemanah, pasukan tombak, kavaleri, pengintai. Ini adalah pembagian fungsional berbasis efektivitas dan teknologi tempur yang dimiliki.
3. Alat Ukur, Dokumentasi, dan Komunikasi
Rasulullah ﷺ memperkenalkan sistem dokumentasi dan komunikasi yang sangat maju untuk zamannya:
Dokumentasi Piagam Madinah: Dokumen sosial-politik ini menunjukkan adanya sistem pencatatan, notulensi, dan konsensus yang terukur dan sah. Ini bagian dari teknologi administrasi pemerintahan.
Sistem Perhitungan Warisan: Dalam pengelolaan warisan, zakat, dan perdagangan, Rasulullah ﷺ menerapkan sistem hitung-menghitung yang presisi—termasuk pembagian 1/3, 1/4, 2/3, dan lain-lain. Ini mendorong kemajuan dalam ilmu hisab dan akuntansi sosial.
Utusan dan Surat Diplomatik: Rasulullah mengirim surat diplomatik ke raja-raja dunia (Romawi, Persia, Mesir) menggunakan stempel pribadi (khatam) di cincin beliau. Ini adalah bentuk autentikasi dokumen resmi.
4. Peralatan Kesehatan dan Gizi
Di medan perang, Rasulullah ﷺ membangun pos medis dan menunjuk Rufaidah Al-Aslamiyyah sebagai kepala medis yang mengelola perawatan korban luka. Ini bukan hanya soal pengobatan tradisional, tapi juga manajemen logistik kesehatan.
Beliau juga menganjurkan makanan sehat yang fungsional:
Madu sebagai penyembuh
Kurma dan air sebagai dasar nutrisi
Habbatus sauda (jinten hitam) sebagai penguat imun
Ini semua menunjukkan pendekatan ilmiah dan preventif terhadap kesehatan masyarakat.
5. Teknologi Sosial: Konsep Waqaf dan Distribusi Zakat
Teknologi bukan hanya benda. Rasulullah ﷺ juga menciptakan sistem sosial yang efisien dan berkelanjutan:
Waqaf sumur, tanah, dan kebun sebagai lembaga ekonomi abadi untuk masyarakat
Zakat dan baitul mal sebagai sistem redistribusi kekayaan secara terukur
Lembaga pasar tanpa riba dan penipuan (Pasar Madinah) sebagai alternatif dari sistem ekonomi eksploitatif
Akal Adalah Amanah
Teknologi dalam Islam bukan semata-mata hasil, tetapi niat dan manfaatnya. Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa:
“Engkau lebih mengetahui urusan duniamu.”
(HR. Muslim)
Beliau tidak memonopoli kebenaran duniawi, tapi membuka ruang bagi inovasi, kreativitas, dan eksperimen yang berlandaskan pada kemaslahatan umat.
Di zaman modern ini, kita seharusnya tidak hanya mewarisi doa Rasulullah, tapi juga semangatnya dalam menjadikan teknologi sebagai jalan ibadah.
0 komentar: