Dukungan Militer dan Non Militer Amerika dan Eropa kepada Israel untuk Mengenosida Gaza
“Perang bukan sekadar pertempuran di medan, tetapi—terutama—pertarungan sumber daya, legitimasi, dan dukungan di balik layar.”
Konflik Israel–Gaza bersama eskalasi regional yang sering disebut “Badai Al-Aqsha” atau operasi militer besar Israel setelah 7 Oktober 2023 menimbulkan kerugian yang amat besar—baik dalam hal manusia maupun finansial. Di balik rontoknya gedung, hancurnya infrastruktur, dan nyawa yang hilang, muncul pertanyaan: Siapa yang membayar perang ini? Dan seberapa besar beban yang ditanggung oleh Israel sendiri dibandingkan dukungan luar?
Tulisan ini mencoba menyajikan struktur biaya perang Israel pasca Al-Aqsha: (1) biaya dari anggaran negara sendiri, (2) komponen militer, (3) bantuan Amerika Serikat (militer & non), (4) kontribusi diaspora Yahudi global, (5) dukungan perusahaan-perusahaan global, (6) bantuan dan penjualan senjata dari Eropa/negara lain, dan (7) dukungan infrastruktur militer
---
1. Biaya dari Anggaran Negara Israel Sendiri
1.1. Skala Anggaran Tambahan dan Dana Darurat
Israeli Kementerian Keuangan dan Bank of Israel telah secara terbuka menyatakan bahwa perang menuntut alokasi tambahan anggaran besar di luar rencana anggaran tahunan biasa. Dalam laporan & wawancara publik, Gubernur Bank of Israel menyebut bahwa anggaran perang selama 2024 telah melonjak secara drastis, dan tahun 2025 juga menghadapi tekanan yang sama.
Secara konkret, pada tahun 2024 tambahan “supplementary budgets” yang disetujui Knesset mencapai 112 miliar NIS khusus untuk perang (termasuk operasi militer, perlindungan sipil, pengungsi internal, dan biaya operasional).
1.2. Komponen Pengeluaran Internal
Pengeluaran internal Israel mencakup sejumlah elemen kritis:
Operasi militer & amunisi: produksi ulang atau pembelian amunisi, senjata, kendaraan militer.
Gaji dan kompensasi reservis: mobilisasi cadangan (reservists) memerlukan pembayaran besar untuk personel yang keluar dari pekerjaan sipil.
Biaya perlindungan sipil & evakuasi: pembangunan tempat perlindungan (shelter), evakuasi masyarakat yang terkena serangan rudal, penyediaan kebutuhan dasar di daerah terdampak.
Dampak ekonomi domestik: kehilangan pendapatan pajak karena perekonomian melambat, bantuan ekonomi untuk daerah-daerah terdampak, subsidi, pemulihan infrastruktur kota.
Kompensasi infrastruktur rusak: memperbaiki jalan, listrik, saluran air, fasilitas publik yang hancur akibat perang.
Jika digabungkan, estimasi total biaya dari anggaran Israel sendiri mencapai puluhan hingga ratusan miliar NIS (tergantung cakupan waktu). Laporan-laporan awal memperkirakan bahwa hingga akhir 2024, Israel telah menanggung sendiri pengeluaran dekat 170 miliar NIS. (Catatan: angka ini di-updated dan bisa berbeda dalam laporan resmi berikutnya.)
---
2. Bantuan Amerika Serikat untuk Israel (Militer & Non)
2.1. Bantuan Militer Langsung
AS merupakan penyuplai utama militer Israel sejak dekade lalu, dan dalam konteks perang ini kontribusi AS melonjak:
Kontrak bantuan militer / pengeluaran FMS / drawdowns kepada Israel dalam periode konflik (2023–2025) mencapai US$17.9 miliar atau lebih menurut laporan awal beberapa media.
Bantuan tersebut mencakup amunisi, suku cadang, kendaraan militer, sistem pertahanan udara (seperti Iron Dome), logistik, dan dukungan teknologi militer (intelligence, satelit, sistem komunikasi).
Lebih dari itu, AS sering melakukan drawdowns dari stok militer AS internal untuk memenuhi kebutuhan Israel tanpa menunggu produksi baru.
2.2. Bantuan Non-Militer AS
Selain persenjataan, AS juga memberikan dukungan non-militer:
Dukungan intelijen dan keamanan: akses satelit, data ISR (Intelligence, Surveillance, Reconnaissance), pembagian intelijen kontra-terorisme.
Bantuan diplomatik dan jaminan politik (misalnya jembatan diplomasi, veto di PBB, dukungan moral konsensus AS).
Kemungkinan bantuan keuangan tidak langsung (garansi hutang, pinjaman, stabilisasi mata uang) untuk membantu Israel menanggung beban perang.
---
3. Bantuan Diaspora Yahudi Global
Diaspora Yahudi di AS, Eropa, Kanada, Australia, dan tempat lain memainkan peran penting dalam pendanaan sosial, kemanusiaan, dan dukungan sipil untuk Israel.
Jewish Federations / federasi Yahudi di AS melaporkan penggalangan dana besar: misalnya laporan menunjukkan telah terkumpul > US$833 juta sampai Juli 2024 untuk dukungan kepada Israel, keluarga korban, dan proyek sosial.
Pemerintah Israel sendiri mengumumkan bahwa sumbangan global diaspora, lembaga filantropi dan yayasan Yahudi secara kolektif sudah mencapai > US$1,4 miliar selama fase awal konflik.
Sumbangan ini tidak selalu militer — banyak dialokasikan ke bidang humaniter, kesehatan, rehabilitasi masyarakat Israel terdampak, NGO lokal, rumah sakit, dan dukungan psikososial.
Diaspora menyediakan “modal moral & keuangan tidak langsung” yang membantu meringankan beban negara bagian Israel dalam konteks sosial dan domestik.
---
4. Bantuan / Kontrak Perusahaan Global ke Israel
Perusahaan-perusahaan besar global ikut terlibat dalam berbagai level:
Teknologi dan layanan sipil: banyak perusahaan besar (cloud, TI, komunikasi) menyediakan layanan untuk institusi Israel (cloud hosting, data centers, sistem komunikasi) — beberapa laporan menyebut bahwa layanan infrastruktur IT digunakan oleh lembaga keamanan Israel.
Kontrak pertahanan / suku cadang militer: meskipun tidak selalu jelas secara publik, sejumlah lembaga advokasi menyebut daftar perusahaan-perusahaan yang diduga memasok komponen sistem militer ke Israel (komponen drone, sensor, sistem elektronik). Laporan UN rapporteur & NGO mempublikasikan daftar perusahaan “komplicity” (terlibat) dalam konflik.
Maintenance dan dukungan teknis: perusahaan luar negeri juga menyediakan perawatan dan dukungan teknis untuk sistem-sistem militer Israel (misalnya integrasi perangkat, software, komponen jaringan kompleks) berdasarkan kontrak besar pertahanan.
Perlu dicatat bahwa beberapa perusahaan menghadapi tekanan boikot dan kampanye publik karena hubungan mereka dengan aktivitas militer Israel.
---
5. Bantuan & Penjualan Senjata dari Eropa / Negara Lain
5.1. Penjualan / Eksport Senjata ke Israel
AS tetap pemasok utama senjata besar ke Israel (jet tempur, rudal, sistem pertahanan).
Eropa: Beberapa negara Eropa (Jerman, Inggris, Prancis) selama berdekade memiliki kontrak ekspor sistem pertahanan ke Israel. Namun sejak eskalasi konflik 2024–2025, beberapa negara meninjau/menangguhkan lisensi ekspor senjata ke Israel karena tekanan publik dan kebijakan domestik. Laporan Reuters & SIPRI mencatat beberapa negara yang membekukan atau membatasi ekspor senjata ke Israel.
India: hubungan industri pertahanan Israel–India kuat, tetapi penjualan senjata dari India ke Israel kurang dipublikasikan secara luas sebagai kontribusi khusus konflik.
Negara lain: negara-negara yang memiliki industri pertahanan (Rusia, Ukraina, dll.) sebagian berkontrak dengan Israel dalam simpul-simpul bisnis militer, tetapi volume langsung ke konflik perlu diverifikasi lewat database SIPRI.
5.2. Bantuan Infrastruktur Militer (Eropa & AS)
AS: mendukung pembangunan infrastruktur militer Israel melalui penyediaan suku cadang, depot logistik, sistem pendukung, pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahaan AS atau kontraktor yang berafiliasi.
Eropa: beberapa negara Eropa menyumbang komponen sistem (mesin, elektronik, sensor) dan dukungan teknis; sebagian negara menangguhkan ekspor sistem ofensif, tetapi masih menyuplai bagian non-ofensif (komponen elektronik, radar, sistem komunikasi).
Kontrak pemeliharaan antara Israel dan perusahaan global (misalnya perusahaan asal Eropa / AS) untuk sistem pertahanan (radar, sistem kendali, perangkat optik) juga tercatat dalam dokumen tender pertahanan regional.
---
6. Rangkuman Proporsi dan Tantangan
Mayoritas biaya militer dan operasional langsung dibiayai oleh Israel sendiri melalui anggaran tambahan.
Amerika Serikat adalah pemasok help terbesar dalam dukungan persenjataan, logistik militer, dan jaminan politik.
Diaspora Yahudi global mentransfer ratusan juta hingga miliaran USD terutama untuk keperluan sipil, bantuan masyarakat, dan organisasi non-militer di Israel.
Perusahaan global turut berperan dalam layanan teknologi & dukungan militer tidak langsung, seringkali lewat kontrak privat dan pemasokan komponen.
Negara Eropa & ekspor senjata ke Israel masih signifikan historis, tapi sejak eskalasi konflik beberapa negara menahan ekspor senjata ofensif demi pertimbangan politik dan tekanan publik.
Infrastruktur militer dan maintenance disokong juga oleh perusahaan dan negara yang memiliki teknologi tinggi, sebagian melalui kerjasama teknologi bilateral.
Tantangan terbesarnya adalah transparansi. Banyak kontrak pertahanan dan transfer senjata disamarkan melalui perjanjian rahasia atau keamanan nasional, sehingga publik kesulitan memastikan angka tepat dan proporsinya.
Jadi siapa yang bertanggung jawab terhadap genosida di Gaza, bila Amerika dan Eropa terlibat? Wajar bila hukum internasional mandul.
Jadi, apakah Israel itu negara hebat?
0 komentar: