Kerinduan Bertemu Rasulullah saw dan Sahabatnya
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
---
“Kami tidak merindukan surga karena buah-buahannya, tapi karena ingin bertemu Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dan para syuhada.”
– Imam Hasan Al-Banna
Ada cinta yang tak dibatasi oleh ruang dan waktu. Ia melampaui kehidupan dunia dan akhirat, menghubungkan hati dengan para kekasih Allah yang telah lama tiada. Itulah cinta kepada Rasulullah ï·º dan sahabat-sahabatnya. Kerinduan yang tak sekadar tentang kenikmatan surga, melainkan tentang perjumpaan dengan jiwa-jiwa suci yang dirindukan langit.
Kerinduan ini adalah energi spiritual. Bahkan menjelang ajal, para kekasih Allah menyambut kematian dengan damai, karena mereka tahu: kematian adalah gerbang pertemuan.
---
Utsman bin Affan: Janji Berbuka di Surga
Menjelang akhir hayatnya, rumah Khalifah Utsman bin Affan dikepung oleh para pemberontak. Meskipun ancaman mengelilinginya, Utsman tetap tenang, berpuasa dan memperbanyak ibadah. Malam sebelum syahid, ia bermimpi bertemu Rasulullah ï·º, Abu Bakar, dan Umar. Rasulullah bersabda, “Engkau akan berbuka puasa bersama kami esok hari di surga.”
Pagi harinya, Utsman ditikam, dan darah terus mengalir dari tubuhnya. Para sahabat memintanya berbuka untuk memperkuat diri. Tapi Utsman menjawab, “Aku telah berjanji akan berbuka bersama Rasulullah ï·º.” Dan pada hari itu juga, Utsman wafat dalam keadaan berpuasa, syahid, dan memenuhi janji surgawi.
---
Umar bin Abdul Aziz: Wajah Berseri Menuju Kekasih
Suatu malam, Umar bin Abdul Aziz tertidur dalam kelelahan. Ia baru saja menghabiskan malam dengan menulis surat kepada para gubernurnya, agar tidak menyalahgunakan kekuasaan dan menunaikan amanat. Dalam tidurnya yang ringan, ia bermimpi.
Ia melihat sebuah rumah sederhana, bercahaya namun teduh. Di dalamnya, duduk Rasulullah ï·º, dikelilingi oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Umar bin Abdul Aziz pun masuk dengan hati berdebar.
Rasulullah ï·º memandangnya dengan wajah penuh kasih. Lalu berkata:
"Ilaiya, ya Umar. Wahai Umar, kemarilah."
Ia mendekat, lalu Rasulullah ï·º berkata:
"Engkau akan datang kepada kami dalam waktu dekat. Dan engkau termasuk dari kami, wahai Umar."
Umar pun terbangun dengan tubuh gemetar. Malam itu juga ia menangis. Ia tahu, usianya akan segera berakhir. Tapi ia tidak takut, karena ia merasa telah berusaha memimpin dengan amanah dan takut kepada Allah.
Dan benar, hanya beberapa hari setelah mimpi itu, Umar bin Abdul Aziz wafat di usia 39 tahun. Ia meninggalkan dunia, namun namanya harum sepanjang zaman.
---
Imam Bukhari: Nama yang Dinanti
Ketika Imam Bukhari wafat, seorang ulama bermimpi melihat Rasulullah ï·º bersama para sahabat: Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Dalam mimpi itu Rasulullah ï·º berkata, “Tunggulah, Muhammad bin Ismail (Bukhari) akan segera datang.”
Tak lama setelah mimpi itu, kabar wafatnya Imam Bukhari pun datang. Seakan mimpi itu menjadi isyarat bahwa para penghuni surga tengah menantinya. Bukan semata karena keilmuannya, tetapi karena cintanya yang murni kepada Nabi dan para sahabat.
---
Cinta yang Menyatukan Dunia dan Akhirat
Rasulullah ï·º bersabda:
> "Seseorang akan dikumpulkan bersama orang yang dicintainya." (HR. Bukhari-Muslim)
Ini bukan hanya janji, melainkan kunci. Cinta yang benar kepada Rasulullah ï·º akan membuahkan amal. Amal yang tulus akan membawa pada pertemuan di akhirat. Cinta itu tak cukup hanya dengan kata dan air mata, tapi harus dibuktikan dengan kesetiaan dan perjuangan.
---
Imam Hasan Al-Banna: Aku Ingin Bertemu Mereka
Hasan Al-Banna, pendiri Ikhwanul Muslimin, adalah pecinta Rasulullah ï·º dan para sahabat sejati. Dalam satu pernyataannya yang terkenal, beliau berkata:
> “Kami tidak menginginkan surga karena buah-buahannya, tapi karena ingin bertemu Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dan para syuhada.”
Baginya, cinta kepada mereka adalah cinta yang menggerakkan, bukan sekadar nostalgia. Cinta yang melahirkan gerakan dakwah, membentuk ruh jihad, dan membangkitkan umat.
---
Mimpi Terakhir dan Kematian Syahid
Malam sebelum wafatnya, Hasan Al-Banna bermimpi bertemu Ali bin Abi Thalib. Dalam mimpi itu, Imam Ali berkata, “Wahai Hasan, urusanmu telah selesai. Engkau telah menyampaikan risalahmu. Allah telah menerimamu.”
Setelah terbangun, Hasan Al-Banna berkata, “Melihat Imam Ali dalam mimpi adalah tanda kematian syahid.” Dan benar. Pada 12 Februari 1949, beliau ditembak enam kali di depan kantor Ikhwanul Muslimin.
Meskipun terluka parah, beliau masih mengejar mobil penyerangnya dan menghafal nomor polisinya. Namun saat dilarikan ke rumah sakit, akses bantuan dihalangi. Beliau syahid dalam sunyi. Jenazahnya hanya diurus oleh ayah dan saudari perempuannya. Siapa pun yang ingin menyolatkannya ditangkap.
---
Pesan Terakhir: Jangan Lupakan Allah
Dalam pesan terakhirnya, Hasan Al-Banna berkata:
> “Aku tidak khawatir terhadap musuh-musuh kalian. Tapi aku khawatir jika kalian melupakan Allah dan hanya mengandalkan diri sendiri. Aku juga khawatir kalian melupakan ukhuwah.”
Itulah kerinduan yang tidak padam. Cinta yang menghidupkan ruh perjuangan bahkan setelah kematian.
---
Visi Masa Depan yang Terkabul
Pada tahun 1946, dalam wawancara dengan penulis Amerika Robert Jackson, Hasan Al-Banna berkata:
> “Aku sangat yakin bahwa Turki akan kembali kepada Islam. Dan tanda-tanda itu sudah mulai tampak.”
Empat tahun kemudian, Adnan Menderes terpilih sebagai perdana menteri melalui pemilu demokratis pada tahun 1950, mengalahkan Partai Rakyat Republik (CHP) yang didirikan oleh Mustafa Kemal Atatürk. Ia menjadi simbol kebangkitan politik rakyat, terutama umat Islam yang sebelumnya dibungkam oleh sekularisme radikal ala Kemalis.
Bagaimana dengan Turki sekarang? Partai sekuler runtuh sejak kemenangan partai Raffah 1998.
---
Menutup dengan Rindu
Kerinduan para kekasih Allah kepada Rasulullah ï·º dan para sahabat bukan sekadar kenangan sejarah. Itu adalah peta jalan spiritual yang menghubungkan dunia dan akhirat.
Hari ini, kita bertanya pada diri sendiri: Apakah kita juga merindukan Rasulullah? Apakah cinta kita padanya cukup kuat untuk membawa kita pada perjumpaan kelak?
Jika iya, maka buktikanlah dengan amal. Karena Rasulullah ï·º telah bersabda:
> “Engkau akan bersama orang yang kau cintai.”
Semoga Allah mempertemukan kita dengan Rasulullah ï·º, Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dan para syuhada dalam surga-Nya. Amin.
0 komentar: