Celakalah Manusia, Alangkah Kufurnya Dia!
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Hanya sedikit manusia yang tidak celaka. Hanya sedikit manusia yang tidak kufur. Ingin buktinya? Apakah tidak merasakan bagian darinya?
Bukankah hati yang lalai mengingat Allah SWT adalah celaka? Bukankah yang tidak merasakan semuanya dari Allah SWT adalah kekufuran?
Perhatikan lalu lintas hati, akal dan perasaan. Perhatikan bisikan dan letupan hati. Dalam satu detik, siapakah yang muncul? Dalam satu detik, apa yang diingat?
Perhatikan apa yang dilihat. Apa yang membuat takjub dan mempesona? Apakah yang dilihat dirasakan sebagai takdir-takdir Allah SWT yang Mahasempurna? Apakah justru iri dan dengki, merasa takdir orang lain lebih baik?
Mengagumi sosok yang berkelimpahan harta dan jabatan dibandingkan dengan yang shaleh? Merasa rezeki shalat, membaca Al-Qur’an dan berdzikir lebih rendah daripada harta dan jabatan?
Apa yang kita dengar? Tidakkah merasakan bahwa bisa mendengar itu nikmat tertinggi? Bukankah ayat-ayat Al-Qur’an saat berbicara tentang nikmat pada manusia selalu dimulai dari nikmat bisa mendengar, lalu melihat?
Rasulullah saw selalu menangis agar dikelompokkan sebagai manusia yang bersyukur. Mengapa kita yang ibadah dan kiprah dakwahnya malas, tidak seperti Rasulullah saw merasa sudah bersyukur? Itulah mengapa kita termasuk yang celaka dan kufur.
0 komentar: