Simfoni yang Retak: Strategi Hamas Meretas Struktur Tempur IDF
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
“Perang kota adalah simfoni mekanik dan manusia—pasukan teknik membuka jalan, infanteri bergerak, tank memberi penekanan, penyelamat mengumpulkan yang terluka, dan helikopter menyelamatkan yang kritis. Semua harus selaras, atau semuanya bisa berantakan.”
Perang kota bukan hanya tentang peluru dan bangunan runtuh. Ia adalah ruang paling sunyi dari keputusan taktis yang berisiko tinggi, di mana satu kesalahan bisa merenggut nyawa sepasukan, dan satu koordinasi yang tepat bisa menyelamatkan seluruh front.
Gaza hari ini adalah cermin dari medan tempur paling kompleks di era modern. Tak ada garis depan yang jelas, tak ada punggung yang benar-benar aman, dan musuh bisa muncul dari bawah tanah, dari atas atap, atau dari balik dinding yang runtuh. Dalam kondisi seperti ini, militer tidak lagi hanya berbicara soal kekuatan api, tetapi juga presisi teknik, kecepatan evakuasi, dan akurasi koordinasi.
Tulisan ini menyajikan anatomi struktur pertempuran kota ala IDF—bukan untuk mengagumi kekuatan militer, tetapi untuk memahami bagaimana sebuah mesin perang bergerak dalam lanskap urban yang dipenuhi jebakan psikologis, teknis, dan moral. Dengan menyorot keterkaitan pasukan teknik, infanteri, tank, tim penyelamat, hingga helikopter medivac, kita bisa melihat bahwa di balik setiap langkah tentara, ada struktur yang rumit dan nyawa yang digadaikan.
Dan di balik struktur itu, selalu ada satu pertanyaan:
Sejauh mana kekuatan militer bisa mengatasi medan yang dibangun dengan kehendak bertahan hidup dan harga diri?
1. Pasukan Teknik (Combat Engineering Corps & Unit Yahalom)
Fungsi utama: membuka jalur aman; menjinakkan ranjau dan IED; menghancurkan terowongan; membersihkan reruntuhan.
Unit elit: Yahalom—ahli penghancuran presisi, CBRNE, dan operasi bawah tanah.
Mereka paling awal masuk ke jalur tembusan yang dibuat untuk infanteri dan kendaraan.
2. Pasukan Infanteri (Givati, Golani, Kfir, Paratroopers)
Tugas: masuk setelah jalan dibuka untuk mensterilisasi gedung, menetralkan sisa keberadaan musuh, dan mengamankan area.
Bekerja dalam formasi kecil, sering bergerak di lorong sempit, terowongan dan bangunan.
3. Pasukan Tank & APC (Merkava LIC, Namer CEV)
Peran: menyediakan dukungan tembakan dari jarak jauh, menjebol wilayah kuat, dan melindungi infanteri serta teknik.
Tank seperti Merkava LIC dirancang untuk operasi urban, lengkap dengan sistem pertahanan Trophy untuk menangkis roket dan RPG.
4. Pasukan Medis & Penyelamat (Unit 669 & Tankbulance)
Unit 669: tim SAR Lapis Baja yang memasuki zona lompat untuk evakuasi luka kritis.
Tankbulance: varian Merkava untuk evakuasi medis di jalur terowongan atau booby-trapped.
5. Helikopter Medivac (CH-53 Sparrow, Black Hawk)
Digunakan untuk evakuasi kasus kritis yang tidak bisa ditangani di darat.
Membawa luka berat langsung ke rumah sakit militer untuk penanganan lanjutan.
6. Alur Koordinasi dan Taktik Sinergi
1. Intel awal
Unit intelijen dan drone memetakan medan, mendeteksi ranjau dan terowongan jebakan.
2. Pembukaan jalur
Teknik dengan D9 bulldozer membuka pintu masuk, menyingkir reruntuhan.
3. Penjinakan dan clearing
Yahalom masuk untuk menjinakkan ranjau, memblokir tunnel, memastikan jalan aman.
4. Infanteri maju
Bergerak masuk ke area yang telah dibersihkan, membersihkan gedung dan sekitarnya.
5. Tank & APC mendukung
Memberi cover tembakan dan perlindungan jika terjadi penyergapan.
6. Evakuasi luka
Unit 669 dan tankbulance mengambil prajurit terluka dan memindahkannya via darat.
7. Evakuasi kritis lewat udara
Helikopter medis datang bila korban memerlukan perawatan intensif atau harus segera diselamatkan.
7. Peran Spesifik dan Tantangan di Gaza
Variabel terowongan: terowongan memaksa teknik dan intel bekerja sangat rapat; kesalahan satu detik bisa fatal.
Kepadatan bangunan: membuat tank sulit bermanuver; jelas butuh dukungan teknik untuk membuka jalan.
Ancaman Persembunyian: Hamas menanam ranjau dan jebakan di setiap sisi lorong—ini menjadikan keeratan koordinasi teknik dan infanteri sebagai kunci.
8. Pelajaran dari Pakar Militer
Pakar mengatakan kunci sukses pertempuran urban IDF adalah tempo gerak yang cepat, kelincahan unit teknik, dan koordinasi real-time dengan artileri/drone.
Double envelopment: pasukan teknik membuka dua jalur, infanteri menyisir, dan tank mengunci dari belakang.
Lapis ganda evakuasi: darat dan udara harus siap, agar luka tidak mengubah moral unit menjadi porak-poranda.
9. Strategi Perlawanan Hamas: Menyobek Simfoni IDF
Jika IDF bergerak dengan simfoni taktis dan struktur militer modern, maka Hamas melawannya dengan logika perang asimetris: membelokkan kekuatan lawan agar menjadi kelemahannya sendiri. Dalam lanskap perang kota Gaza, Hamas tidak hanya bertahan—mereka beradaptasi, menyerang titik-titik tumpu IDF, dan mengacaukan koordinasi antar unit.
1. Perang Terowongan: Menarik Infanteri ke Bawah Tanah
Terowongan—yang disebut “metro bawah Gaza”—menjadi arena perang yang dikuasai penuh oleh Hamas. Di sanalah pasukan teknik IDF harus masuk duluan, sebelum infanteri bisa maju. Tapi ini juga tempat paling berbahaya: sempit, gelap, dan penuh jebakan. Hamas menanam IED, ranjau kabel, dan bahkan melakukan serangan langsung dari celah-celah tak terduga.
2. Penjebakan Jalur Evakuasi dan Medis
Sadar bahwa evakuasi luka adalah bagian dari moral pasukan, Hamas sering menargetkan jalur evakuasi. Unit 669 dan Tankbulance pernah menjadi sasaran. Bahkan, dalam beberapa kasus, Hamas sengaja “membiarkan” serangan kecil untuk memancing penyelamatan, lalu menyerang tim medis atau helikopter yang datang.
3. Disorientasi Taktik dan Gangguan Psikologis
Dengan mengenakan pakaian sipil, berpindah lewat terowongan, atau menyerang dari balik reruntuhan, Hamas menciptakan suasana tempur yang tidak pasti bagi pasukan IDF. Ini menyebabkan tekanan mental tinggi, terutama bagi pasukan teknik dan infanteri yang harus masuk lebih dulu ke area rawan. Tidak sedikit kasus pasukan teknik mengalami trauma berat, karena kehilangan rekannya di ruang sempit dan gelap tanpa bisa berbuat banyak.
4. Targetkan Teknik, Lumpuhkan Struktur
Hamas menyadari bahwa pasukan teknik adalah kunci dari pergerakan seluruh struktur tempur IDF. Tanpa teknik, infanteri tidak bisa maju. Tanpa jalur bersih, tank tidak bisa bermanuver. Maka tak heran, data dari berbagai laporan menunjukkan bahwa proporsi korban tewas dari kalangan pasukan teknik IDF di Gaza tergolong tinggi. Serangan ke pasukan teknik adalah upaya melumpuhkan seluruh gerak IDF dari akarnya.
5. Perang Moril: Simbol Ketahanan vs Mesin Militer
Di balik semua ini, Hamas memahami bahwa mereka tidak sedang melawan tank atau helikopter, melainkan moral dan opini publik. Setiap keberhasilan kecil melukai struktur IDF akan disorot sebagai bukti bahwa semangat bisa menyaingi teknologi. Dan itu menjadi bahan bakar moral perlawanan—bahwa yang tertindas pun bisa mengimbangi yang perkasa.
Penutup
Perang kota adalah tarian rumit yang memerlukan harmoni penuh:
Teknik membuka—infanteri maju—tank mengunci—penyelamat mengumpulkan—helikopter mengevakuasi.
Di Gaza, medan tak segan menyobek kesalahan: satu celah sensor, satu jebakan yang tak terdeteksi, bisa berarti tewasnya satu skuad—atau lebih.
Itulah kenapa struktur dan koordinasi yang solid antara unit-unit ini bukan sekadar doktrin—tetapi soal keselamatan dan efektivitas operasional.
0 komentar: