Capung: Penjaga Sunyi dari Langit, Penawar Hama di Kebun
Oleh: Nasrulloh Baksolahar
Di suatu sore yang tenang, di antara sorot matahari dan ujung pucuk daun, seekor capung melayang. Sayapnya bening, tubuhnya ramping berkilau, dan geraknya seperti jurus rahasia dari langit. Tidak bersuara. Tidak mencuri. Tapi penuh makna.
Capung sering dianggap makhluk tak penting. Tapi bagi petani yang jeli, ia bukan sekadar serangga, melainkan penanda rahmat, penjaga alam, dan kadang, tanda bahwa kebun sedang disayangi Tuhan.
Apa Itu Capung?
Capung adalah serangga dari ordo Odonata, dikenal dengan sayap transparan, terbang cepat, dan tubuh memanjang. Ia hidup di dua dunia: air dan udara. Masa kecilnya di air sebagai larva, dan setelah bermetamorfosis, ia terbang bebas sebagai makhluk langit.
Capung bukan serangga biasa. Ia predator alami, penjaga ketenangan di permukaan air dan pemangsa senyap di antara daun. Ia hidup bukan untuk mengganggu, tapi untuk menyeimbangkan.
Karakter Capung: Lincah, Tertib, dan Misterius
1. Pengendali udara yang piawai
Capung bisa terbang mundur, diam di tempat, dan meluncur cepat seperti peluru. Ia adalah pilot alami terbaik di dunia serangga.
2. Tak pernah hinggap sembarangan
Capung memilih ranting tertinggi, titik cahaya terbaik. Ia tahu di mana ia harus terlihat dan kapan harus menghilang.
3. Tak mengganggu tanaman, tapi memangsa pengganggu tanaman
Capung memakan nyamuk, lalat kecil, ulat terbang, dan serangga pengisap daun.
Di tengah kebun, capung adalah penegak keadilan tanpa pengadilan.
Kehidupan Capung: Siang Aktif, Malam Menghilang
Capung adalah makhluk diurnal, aktif saat cahaya matahari menyentuh dedaunan.
Ia suka terbang di sekitar air, sawah, kanal, atau parit yang bersih.
Saat malam, ia bersembunyi. Bukan karena takut, tapi karena tahu: waktu malam bukan ladangnya.
Kehadirannya adalah simbol cahaya. Jika capung sering terlihat, maka cahaya kebun Anda masih utuh.
Apa Makanan Capung?
Capung tidak makan daun, tidak mengganggu bunga, apalagi batang tanaman. Ia adalah pemangsa:
Nyamuk
Serangga kecil
Ngengat
Kutu kebul
Lalat buah muda
Bahkan capung muda (nimfa) di air pun menjadi predator jentik nyamuk dan larva hama tanaman air.
Ia bekerja tanpa upah, tanpa pestisida, tanpa pamrih.
Tanda Kehadiran Capung di Kebun
Terbang rendah di atas semak, kanal, atau bunga
Mengambang sebentar lalu melesat seperti kilat
Hinggap di pucuk ranting yang tinggi
Muncul di pagi dan sore hari saat udara bersih dan hangat
Jika kebun Anda tak pernah dikunjungi capung, mungkin airnya terlalu kotor, udaranya terlalu beracun, atau pestisida terlalu banyak disemprotkan.
Apakah Capung Membantu Pembuahan Tanaman?
Tidak secara langsung. Capung bukan penyerbuk. Ia tidak mengisap nektar, tidak membawa serbuk sari, dan tidak masuk ke kelopak bunga.
Tapi secara tidak langsung, capung melindungi bunga dari perusak, seperti lalat buah dan ulat pemakan kelopak.
Jadi meski bukan penyerbuk, capung adalah penjaga bunga. Ia memastikan calon buah tidak dirusak sebelum sempat berkembang.
Apakah Capung Makan Batang? Apakah Itu Menumbuhkan Tunas Baru?
Tidak. Capung tidak makan batang, daun, atau bagian tanaman apa pun. Ia bukan herbivora.
Namun dengan memangsa hama daun dan bunga, capung menjaga kesehatan tanaman.
Dan tanaman yang sehat, dengan daun utuh dan bunga terlindungi, akan:
Tumbuh lebih banyak cabang
Menghasilkan lebih banyak daun muda
Lebih siap menghasilkan bunga dan buah
Dalam ekosistem, capung tidak membuat luka. Tapi menjaga agar luka tidak bertambah. Itu peran spiritualnya.
Capung dan Doa Pertanian yang Tak Tertulis
Capung seperti malaikat kecil. Ia tidak bersuara, tapi setiap kepakan sayapnya seperti doa penjaga pertanian:
"Ya Tuhan, lindungi pohon ini dari hama, beri ruang bagi bunga untuk mekar, dan jadikan kebun ini layak bagi kehidupan."
Kehadiran capung adalah tanda bahwa kebun sedang diawasi langit.
Karena capung hanya datang ke tempat yang airnya jernih, udaranya bersih, dan pohonnya penuh kehidupan.
Saat Capung Datang, Jangan Dihalau—Tapi Disyukuri
Di tengah dunia yang sibuk menyemprot pestisida, memotong ranting sehat, dan menebang kebun demi proyek, capung datang sebagai pengingat bahwa ada cara bertani yang lebih damai.
Bertani bukan hanya soal hasil, tapi juga soal harmoni.
Dan capung, dengan sayap bening dan mata tajamnya, adalah guru ekosistem yang kita lupakan.
Jangan buru-buru membasmi semua ulat, jangan racuni semua semak.
Biarkan capung datang. Biarkan ia menjaga.
Karena selama capung masih bersedia menari di kebun Anda, berarti alam belum menyerah untuk hidup bersama Anda.
0 komentar: