Mencari Inspirasi Kepemimpinan
Manusia berjalan ke depan menuju kesempurnaan yang ditetapkan Allah baginya, sejak Allah mengangkat manusia sebagai khalifah di bumi dan menundukkan segala yang ada di alam semesta.
Dalam usahanya ini, manusia terkadang mencari inspirasi dari perasaan dan khayalan, dan dari situ dia mendapatkan ilham berupa gambaran elok dan indah, meskipun gambaran itu berada di antara kesalahan dan kebenaran.
Terkadang mencari inspirasi dari pikiran dan akal, yang memberinya petunjuk untuk berusaha membangun umat dan mendidik bangsa.
Terkadang belajar dari para pujangga, pembimbing kasih sayang, pakar ilmu dan cendekiawan besar, serta pemimpin bangsa tentang politik, sosial, revolusi pemikiran dan ilmu. Juga dari panglima perang dan pendiri bangsa. Bagaimana hasil dari upaya pencarian inspirasi tersebut?
Namun tetap saja, jarak tempuh menuju kesempurnaan yang diidamkan sering membutuhkan jarak yang amat panjang, dan menimbulkan kezaliman emosional serta yang semisalnya, kebanyakan dibawa menuju kekeliruan, sehingga usahanya tidak produktif, bahkan menuju pada kerusakan.
Jadi bagaimana solusinya? Telah menjadi hikmah dan rahmat Allah swt terhadap manusia yang telah menetapkan bahwa Allah menguatkan akal dan hati manusia dengan peraturan dan sistem ilahi, yang mampu memperpendek jarak bagi manusia dan memberinya bimbingan menuju kesempurnaan yang telah ditetapkan baginya.
Allah telah mengutus para Nabi dan Rasul untuk peran tersebut. Sebab, Allah telah mengumpulkan seluruh sifat kepemimpinan pada Nabi dan Rasul, sehingga bisa berbicara kepada hati dan akal, menetapkan garis perencanaan reformasi sosial dan politik, serta mengadakan reformasi pemikiran praktis di tengah umat, yang mendorong manusia ke beberapa fase kedepan.
Inilah inspirasi kepemimpinan yang seluruhnya benar, tiada kesalahan padanya. Pengaruhnya berkesinambungan dan lebih kekal terhadap zaman. Lebih universal dan lengkap di semua aspek kehidupan.
Sumber:
Hasan Al-Banna, Tafsir Al-Banna, Aulia Press
0 komentar: